PENGANGGARAN MODAL : ISU LANJUTAN
Pengertian Penganggaran Modal
Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap. Menurut James C. Van Horne (2004:324) penganggaran modal adalah proses mengidentifikasi, menganalisa, dan memilih proyek investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun. Menurut Keown Arthur (2005:306) penganggaran modal adalah proses pembuatan keputusan investasi pada aset tetap. Penganggaran modal merupakan proses dimana perusahaan memperbarui dan menemukan dirinya kembali – mengadaptasikan proyek lama dan menemukan proyek yang baru.
Ini melibatkan perbandingan penerimaan kas yang dapat ditampilkan lebih dari beberapa tahun dengan pengeluaran kas yang secara umum terjadi dalam waktu dekat. Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
1.1 Proyek Dengan Usia Berbeda
Manajer keuangan menganalisis proyek secara independen. Misalnya kita harus mempunyai dua alternatif investasi yang berbeda usianya, kemudian harus memilih salah satunya. Bagaimana membandingkan kedua investasi tersebut? Misalkan ada dua proyek investasi pergantian kedua investasi tersebut? Mislkan ada dua proyek investasi pergantian mesin yaitu A dan B. Investasi A membutuhkan dana Rp. 640.000,00 dan proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 840.000,00 dan menghasilkan kas masuk sebesar Rp. 240.000,00 per tahun selama enam tahun. Tabel berikut ini meringkaskan informasi tersebut dengan hasil perhitungan NPV dengan meringkaskan informasi tersebut dengan hasil perhitungan NPV dengan discount rate sebesar 10%.
Tabel 1 Dua Proyek Investasi dengan Usia Berbeda
Aliran kas untuk kedua usulan investasi tersebut bisa dilihat berikut ini.
Proyek A
0 +320ribu +320ribu +320ribu
-640ribu 1 2 3
Proyek B
0 +240ribu +240ribu ………….. +240ribu
-840ribu 1 2 6
Perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa proyek B memberikan NPV lebih tinggi dibandingkan dengan proyek A. karena itu proyek B akan dipilih. Tetapi NPV merupakan fungsi dari usia proyek, semakin lama usia proyek akan semakin tinggi NPV-nya. Meskipun hal tersebut tidak menjadi masalah jika proyek tersebut independen, hal tersebut menjadi masalah jika proyek tersebut saling meniadakan (kita harus pilih salah satu) dan pergantian di masa mendatang akan dilakukan. Proyek semacam itu bukan merupakan proyek satu kali saja. Untuk memperoleh perbandingan yang lebih valid, kita perlu menyamakan usia kedua proyek tersebut. Ada dua cara yang bisa dilakukan.
1.2 Menyamakan Usia
Proyek A memiliki usia 3 tahun, sedangkan proyek B memiliki usia 6 tahun. Keduanya bisa di samakan menjadi usia 6 tahun. Proyek A dengan demikian mengalami dua siklus, sedangkan proyek B mengalami satu siklus/ skedul aliran kas untuk keduanya bisa dilihat sebagai berikut ini.
Bagan 2. Skedul Alian
Proyek A
0 +320ribu +320ribu +320ribu +320ribu +320ribu +320ribu
-640ribu 1 2 3 4 5 6
Proyek B
0 +240ribu +240ribu +240ribu +240ribu +240ribu +240ribu
-840 ribu 1 2 3 4 5 6
1.3 Equivalent Annual NPV (EAN)
Metode ini merubah NPV yang dihitung menjadi angka NPV tahunan. Asumsi yang dipakai oleh metode ini adalah proyek yang ada sekarang akan dilakukan terus menerus. Perhitungan Equivalent Annual NPV adalah sebagai berikut ini.
Eq An NPV = NPVn / PVIFA (r,n) ……… (1)
dimana :
NPVn = Present value proyek
PVIFA (r,n) = Present value factor annuity didasarkan pada tingkat keuntungan yang disyaratkan dan usia proyek.
1.4 Pertimbangan Lanjut
Analisis investasi untuk dua proyek dengan usia berbeda dilakukan untuk dua proyek yang mutually exclusive (kita harus memilih salah satu). Jika dua proyek tersebut independen, maka tidak perlu dilakukan analisis seperti itu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah analisis tersebut mengasumsikan kondisi yang sama selama umur proyek tersebut; tingkat inflasi dan teknologi dianggap sama. Jika kita memperkirakan tingkat inflasi atau teknologi berbeda, sehingga menyebabkan aliran kas keduanya berubah, maka kita harus memasukkan efek tersebut ke dalam perkiraan aliran kas.
2.1 Pengaruh Inflasi
Jika aliran kas dan tingkat keuntungan yang disyaratkan menggunakan aliran kas nominal, dan tingkat inflasi yang dipakai keduanya sama, maka tingkat inflasi keduanya akan saling menghilangkan. Dengan demikian kita tidak perlu melakukan apa-apa. Yang menjadi masalah jika tingkat inflasi keduanya tidak sama. Jika pasar keuangan efisien, maka pasar (investor) akan memasukkan inflasi yang diharapkan ke dalam tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika kita tidak melakukan hal yang sama terhadap aliran kas, maka akan ada kecenderungan downward bias (bias karena hasil analisis NPV menjadi lebih rendah dari yang seharusnya).
. Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) dan inflasi dorongan biaya (cost push inflation). Inflasi tarikan permintaan merupakan meningkatnya permintaan yang dilakukan oleh masyarakat, investor, ataupun pemerintah, sedangkan inflasi dorongan biaya terjadi karena kenaikan biaya produksi, yaitu kenaikan biaya bahan baku dan adanya kenaikan gaji atau upah sehingga terjadi kelangkaan produksi dan atau adanya kelangkaan distribusi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila terjadi inflasi ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif yang dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Inflasi sangat memengaruhi kemajuan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dengan cara mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi, yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan yang berkaitan dengan output, dan kebijakan dalam penentuan harga.
2.2 Dampak Terjadinya Inflasi
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya inflasi. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila terjadi inflasi ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif yang dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan inflasi:
1. Pengaruh inflasi atau dis-inflasi harus dimasukkan ke dalam aliran kas, karena tingkat keuntungan yang disyaratkan biasanya sudah memasukkan inflasi yang diharapkan (investor sudah memasukkan inflasi ke dalam tingkat keuntungan yang diharapkan).
2. Jika inflasi tidak homogen di dalam suatu perekonomian, akan lebih baik jika kita menggunakan tingkat inflasi per-sektor perekonomian.
3. Perubahan harga yang tidak dikarenakan inflasi, misal karena perubahan permintaan dan penawaran, yang akan mempengaruhi aliran kas, sebaiknya juga dimasukkan ke dalam analisis.
3.1 Analisis Dalam Anggaran Modal
Pengertian Risiko Investasi
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Jorion (2000), menyatakan risiko sebagai volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset atau kewajiban dari bunga.
Oleh karena itu, para investor dipasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan keuntungan, investor juga harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau kerugian. Selanjutnya perlu juga dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat hubungan kuat dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat risiko (risk). Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula risikonya (High Return High Risk dan Low Return Low Risk).
Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return-ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar pula tingkat risikonya. Risiko dapat dibedakan menjadi:
3.2 Risiko Sistematis (systematic risk)
Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
Dalam buku Husnan, yang berjudul Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, menjelaskan bagaimana cara mengestimasi beta, beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Data historis adalah untuk menghitung beta waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang. Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (dalam bentuk kuadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan oleh RM, dengan demikian semakin besar koefisien determinasi semakin akurat estimasi beta.
3.3 Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk)
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tigkat keuntungan, dan lain sebagainya.
realisasi merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan kesalahan residu (ei).
Dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko antara lain;
1) Risiko Finansial
Yaitu risiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham/ obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen/ bunga serta pokok investasi.
2) Risiko Pasar
Yaitu risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu aki bat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah
3) Risiko Psikologis
Yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
4) Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti
5) Risiko Tingkat Bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang belaku dipasar biasanya risiko ini berjalan belawanan dengan harga-harga instrumen pasar Modal.
6) Risiko Mata Uang
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang Domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dolar Amerika Serikat)
7) Risiko Daya Beli
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.
3.4 Analisis Risiko Investasi
Untuk memperoleh gambaran yang lebih realistis mengenai analisis NPV, analisis NPV bisa dilengkapi dengan analisis sensitivitas. Dalam analisis sensitivitas, kita akan menghitung NPV jika parameter-parameter dalam analisis berubah.
Misalkan saja kita mengidentifikasi tiga variabel yang dianggap relevan sebagai berikut ini.
1. Jumlah kuantitas terjual
2. Harga per-unit (karena, Penjualan = jumlah kuantitas yang diminta × harga per-unit)
3. Biaya tetap
4. Investasi awal.
Kemudian kita mempunyai perkiraan yang berbeda untuk setiap variabel: pesimis, normal, optimis. Dengan melakukan analisis sensitivitas, manajer keuangan bisa memperoleh informasi variabel apa saja yang penting (critical), yang harus diwaspadai oleh manajer keuangan.
Kelemahan pendekatan sensitivitas di atas adalah menggunakan pertimbangan subyektif untuk menentukan angka pada kondisi pesimis maupun optimis. Pada satu sisi, pendekatan subyektif barangkali memang sebaiknya digunakan. Di sisi lain, pendekatan subyektif bisa menghasilkan bias-bias tertentu, misal ada kecenderungan merubah variabel sedemikian rupa sehingga NPV yang dihasilkan bisa tetap positif.
Sebagai pelengkap, metode obyektif juga bisa digunakan dalam analisis sensitivitas. Dalam metode ini, kita akan melihat bagaimana efek perubahan variabel jika berubah sebesar angka tertentu, misal 20%, terhadap NPV. Kita bisa mengulangi langkah yang sama dengan merubah angka perubahan menjadi 30%, 10%, 5%, dan melihat efeknya terhadap NPV. Dengan menggunakan angka tetap naik dan turun sebesar 20%, usulan investasi menjadi sensitif terhadap perubahan harga per-unit dan jumlah kuantitas yang terjual.
3.5 Analisis Skenario
Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi skenario tertentu, kemudian menghitung NPV berdasarkan skenario tersebut. Berbeda dengan analisis sensitivitas, dimana hanya satu variabel berubah, dan mengasumsikan variabel lain konstan, pada analisis skenario, variabel-variabel bisa berubah secara bersamaan untuk setiap skenarionya. Misalkan manajer keuangan memperkirakan tiga skenario, yaitu kondisi ekonomi jelek, normal, dan baik. Seberapa besar risiko proyek tersebut, akan tergantung dari probabilitas kondisi perekonomian menjadi jelek. Manajer keuangan memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai risiko usulan investasi tersebut, dengan melakukan analisis sensitivitas dan skenario.
3.6 Analisis Simulasi
Simulasi memperhalus analisis sensitivitas lebih lanjut. Dalam analisis simulasi, manajer keuangan merubah-rubah variabel yang relevan, kemudian melihat efeknya terhadap NPV. Perubahan dilakukan secara simultan, kemudian perhitungan efek terhadap NPV dilakukan beberapa kali sehingga akan diperoleh distribusi NPV. Simulasi akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan software atau program komputer.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
(1)Menghitung distribusi probabilitas penjualan berdasarkan data historis atau perkiraan lainnya. Setelah diperoleh distribusinya, kita bisa menentukan angka random yang berkaitan dengan masing-masing skenario tingkat penjualan.
3.7 Analisis Break even Point / BEP (Pulang Pokok)
2.4.4.1 Analisis Break-Even Akuntansi
Analisis break-even bisa digunakan untuk melihat seberapa besar penjualan minimal agar bisa menutup biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Jika manajer keuangan ingin melihat penjualan minimal yang harus diperoleh agar bisa menutup biaya-biaya yang dikeluarkan, analisis break-even bisa digunakan.
Analisis break-even bisa dituliskan sebagai berikut.[1]
Biaya tetap + depresiasi
Titik BE = ----------------------------------------------------------
(Harga per-unit – Biaya Variabel per-unit) / Harga per-unit ……… (2)
[1] Formula tersebut diturunkan sebagai berikut ini.
Penjualan = VC + FC + Dep
Dimana VC = biaya variabel, FC = biaya tetap, Dep = depresiasi
Karena Penjualan = P.Q (Harga × Kuantitas), dan Biaya Variabel = V.Q (Biaya variabel per-unit × Kuantitas), maka:
P.Q = V.Q + FC + Dep
P.Q – V.Q = FC + Dep
Q (P – V) = FC + Dep Q = (FC + Dep) / (P – V)
Kemudian, masing-masing sisi dikalikan P, sehingga diperoleh
P.Q = (FC + Dep) / [ (P – V) / P ]
2.4.4.2 Analisis Break Even Present Value Aliran Kas
Manajemen keuangan mempunyai fokus pada aliran kas, bukannya laba akuntansi. Meskipun terjadi break-even akuntansi, sebenarnya perusahaan masih rugi secara eknomis. Untuk menghapus kelemahan tersebut, manajer keuangan bisa melakukan perhitungan break-even dengan memasukkan present value aliran kas.
Untuk menghitung tingkat penjualan dimana NPV = 0, kita bisa menghitung menggunakan formula sebagai berikut,
PV Kas Masuk – PV Kas Keluar = 0
Metode alternatif dalam perhitungan break-even dengan present value aliran kas adalah dengan menggunakan equivalent annual cost (EAC). EAC dihitung sebagai berikut ini.
EAC = Investasi Awal / PVIFA (r%, T)
EAC bisa diinterpretasikan sebagai komponen investasi awal yang harus “dicover” agar investasi bisa ditutup (break-even). Dengan kata lain, EAC merupakan komponen aliran kas.
Titik break-even di atas bisa dihitung secara matematis sebagai berikut ini.
EAC + Biaya Tetap (1 – T) – Depresiasi (T)
TBE = -------------------------------------------------------
(Harga jual – Biaya Variabel) (1 – T)
Komponen biaya (angka yang dibagi) terdiri dari EAC (bagian dari investasi awal), biaya tetap (net-pajak) dan penghematan pajak karena depresiasi. Pembaginya terdiri dari selisih harga jual dengan biaya variabel net-pajak.
3.8 Pohon Keputusan dan Analisis Opsi
Salah satu cara untuk menganalisis ketidakpastian adalah dengan menggunakan pohon keputusan. Dengan menggunakan pohon keputusan, manajer keuangan bisa menganalisis keputusan yang dilakukan secara berurutan. Pilihan akan selalu mempunyai nilai. Diagram pohon keputusan bermanfaat untuk menggambarkan situasi dengan pilihan.
Dalam banyak permasalahan, kesempatan atau peluang memainkan peran yang penting. Analisis keputusan merupakan istilah untuk teknik dalam menganalisis permasalahan yang mengandung risiko, ketidakpastian atau peluang. Pohon keputusan merupakan teknik khusus dalam menganalisis keputusan. Dengan menggunakan diagram pohon keputusan, maka logika dan proses pengambilan keputusan dapat ditelusuri, artinya gambaran yang diberikan dalam diagram keputusan tersebut mudah dipahami, dapat dikaji ulang, proses dan logika pembuatan keputusan dapat diikuti dengan seksama.
Komponen utama dalam diagram pohon keputusan meliputi simpul-simpul dan cabang-cabang. Adapun simpul dibedakan menjadi 3 yaitu simpul keputusan (Kotak), simpul peluang atau kesempatan (lingkaran) dan simpul terminal (bulat). Simpul keputusan mencerminkan alternatif-alternatif atau pilihan – pilihan keputusan yang bisa di ambil oleh perusahaan. Simpul peluang melambangkan keadaan-keadaan yang mungkin terjadi dari alternatif keputusan tersebut. Sedangkan simpul terminal merupakan akhir dari lintasan proses keputusan.
Proyek A
Proyek B
Investasi awal
Rp. 640.000,00
Rp. 840.000,00
Kas masuk per tahun
Rp. 320.000,00
Rp. 240.000,00
Usia investasi
3 Tahun
6 Tahun
NPV (Discount rate 10%)
Rp. 141.630,00
Rp. 186.402,00
Minggu, 29 Oktober 2017
Senin, 23 Oktober 2017
ANALISIS PENGANGGARAN MODAL
( ANALISIS USULAN INVESTASI )
Kegiatan Investasi merupakan kegiatan strategis, karena bisa meningkatkan nilai. Ingat
fokus manajemen keuangan adalah penciptaan nilai, memaksimumkan nilai perusahaan,
atau memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham.
Kegiatan penganggaran modal mencakup dua langkah:
(1) bagaimana mengestimasi aliran kas yang dihasilkan dari investasi tersebut,
(2) bagaimana mengevaluasi aliran kas tersebut sehingga bisa diperoleh
kesimpulan apakah usulan investasi tersebut layak dilakukan atau tidak.
1.1 Menaksir Aliran Kas
1.2 Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran Kas Dalam analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:
(1)Menaksir aliran kas dari investasi tersebut
(2)Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
(3)Mengevaluasi investasi tersebut dengan Kriteria investasi seperti Payback period, NPV, dan IRR
(4)Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau tidak.
2.1 Jenis-Jenis Aliran Kas
Berdasarkan dimensi waktu, aliran kas bisa digolongkan kedalam tiga jenis:
(1) Aliran kas awal (initial cash flow)
(2) Aliran kas operasional (operational cash flow)
(3) Aliran kas terminal (terminal cash flow).
1. Aliran Kas Awal (Initial Cash Flow)
Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan suatu investasi. Biaya diasumsikan terjadi pada tahun ke 0 (sebelum investasi dilakukan). Aliran kas tersebut biasanya merupakan aliran kas keluar (cash out flow). Biasanya kas keluar tersebut dipakai untuk invesasi pada aktiva tetap (pabrik dan aktiva tetap lainnya) dan investasi pada modal kerja. Tanpa modal kerja, kegiatan investasi tidak akan jalan.
2. Aliran Kas Operasional (Operational Cash Flow)
Aliran kas operasional biasanya merupakan aliran kas masuk, yang diperoleh setelah
perusahaan beroperasi. Biaya yang dikeluarkan, misalnya biaya promosi dan biaya operasional lainnya, jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan masuk.Aliran kas operasional sering disebut cash inflow (aliran kas masuk) yang nantinya akan dibandingkan dengan cash outflow untuk menutup investasi.
3. Aliran Kas Terminal (Terminal Cash Flow)
Aliran kas terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Biasanya ada dua item yang terjadi pada akhir proyek: (1) penjualan nilai residu aktiva tetap dan (2) modal kerja kembali. Pada akhir proyek, ada kemungkinan aktiva tetap masih mempunyai nilai pasar. Sisa tersebut kemudian bisa dijual dan menghasilkan kas masuk pada akhir proyek. Investasi modal kerja biasanya diasumsikan kembali lagi pada akhir proyek pada tingkat 100%. Investasi modal kerja tidak didepresiasi setiap tahun dalam situasi yang lebih realitstis, investasi modal kerja mungkin tidak kembali 100% pada akhir proyek. Barang kali ada kerusakaatau penyusutan lainnya, sehingga investasi modal kerja bisa kembali tidak penuh, sehingga bisa kembali misal sekitar 90% dari investasi modal kerja.
Misal investasi aktiva tetap pada awal tahun adalah Rp. 100 juta. Depresiasi dilakukan dengan garis lurus selama lima tahun. Pada akhir tahun sisa aktiva tetap bisa dijual dengan harga Rp. 30 juta. Investasi modal kerja adalah Rp. 30 juta dan terjadi pada awal tahun – pajak = 40%.
3.1 Ilustrasi Perhitungan Aliran Kas Suatu Usulan Investasi
3.2 Pengertian Investasi
Investasi berarti pengeluaran dana saat ini dengan harapan memperoleh hasil atau keuntungan di masa datang. Dilihat dari dimensi waktu, investasi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Investasi jangka pendek (satu tahun atau kurang ), yaitu investasi pada aktiva lancer (modal kerja), seperti: kas, piutang, inventori, surat-surat berharga.
Investasi jangka panjang ( lebih dari satu tahun), yaitu investasi pada asset riil, seperti: tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan , asset riil lainnya, dan invesasti pada asset finansial seperti : investasi pada saham dan obligasi.
Materi ini difokuskan pada investasi jangka panjang, khususnya asset riil, sehingga dalam penilaian investasi ini konsep nilai waktu uang menjadi penting untuk diperhatikan. Dalam manajemen keuangan, investasi jangka panjang dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pengertian modal atau capital mengacu pada aktiva tetap yang dipergunakan dalam proses produksi atau aktivitas pokok perusahaan. Perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi saat ini dengan harapan mendapat keuntungan di masa yang akan datang. Seperti misalnya investasi pada perlengkapan system distribusi, bangunan, sarana produksi yang lebih baik, penelitian dan pengembangan produk baru dan aktiva tetap lainnya.
Dengan kembali mengingat tujuan utama perusahaan,yaitu memaksimumkan kemakmura pemilik (pemegang saham),maka dalam menilai keputusan investasi jangka panjang juga harus mengacu pada tujuan tersebut. Dengan kata lain, keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang disyaratkan oleh pemilik modal.
Dalam capital budgeting diperlukan beberapa informasi berikut:
Alternatif kesempatan investasi Estimasi aliran kas Pemilihan investasi atas
dasar kiteria penilaian investasi yang ada Penilaian kembali investasi yang
telah dipilih/diputuskan diterima.
3.3 Alternatif Investasi
Secara umum investasi jangka panjang menyangkut salah satu dari klasifikasi
berikut:
Investasi penggantian aktiva tetap, seperti: gedung, mesin-mesin, kendaraan dan
sebagainya.
Investasi perluasan (ekspansi)
Investasi penambahan produk baru, dapat berupa perluasan atau diversifikasi
produk yang sudah ada.
Investasi jangka panjang lainnya yang tidak termasuk dalam salah satu dari
klasifikasi di atas. Misalnya, investasi pada peralatan pengendalian polusi,
investasi untuk keamanan, eksplorasi sumber alam dan sebagainya.
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity costmerupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi.
Pay back method
Average return on investment
Present value
Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Profitability Index (PI)
Pay back Method
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
Kelemahan pay back method:
Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
Kebaikan pay back method:
Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih
Average Return on Investment
Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi
Rata-rata Laba setelah pajak
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:
Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.
Present Value Method
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas netto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas netto awal
At Io = nilai investasi atau outlays
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.
Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Discounted Cash Flows Method (IRR)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
Modified Internal Rate of Return (MIRR)
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.
Nilai terminal S CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:
CIF t : aliran kas masuk pada periode t
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.
Profitability Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda
Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.
Langkah-langkah chain method:
Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi
Langkah-langkah equivalent annual cost :
Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.
Pengaruh Inflasi pada Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capital budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
Hitung tingkat penghasilan nominal :
(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1
Minggu, 15 Oktober 2017
BAB 5 PENILAIAN SURAT BERHARGA
PENILAIAN SURAT BERHARGA
1.1 Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat hutang (pada umumnya berjangka panjang) yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah. Obligasi disebut surat berharga karena pemegang obligasi memiliki klaim terhadap pembayaran bunga dan pokok pinjamanyang telah ditetapkan. Contoh obligasi yang diterbitkan pemerintah: treasury-bills (obligasi jangka pendek), Treasury notes(obligasi jangka menengah), treasury bonds(obligasi jangka panjang)yang diterbitkan pemerintah AS. Pemerintah Indonesia belum menerbitkan obligasi(berdasarkan sumber referensi). Contoh obligasi yang diterbitkan perusahaan :PLN dan Jasa Marga. Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif murah karena merupakan proses hutang secara langsung kepada masyarakat (supplier modal). Meskipun demikian, obligasi (terutama yang memberikan bunga yang tetap)memiiki resiko kerugian akibat fluktuasi suku bunga di pasar.
1.2 Siapa yang Menerbitkan Obligasi
• Pemerintah
• Perusahaan
• Pemerintah Negara Bagian.
• Pemerintah Asing atau Perusahaan Asing.
1.3 Karakteristik Utama Obligasi
• Nilai nominal (Nilai pari), adalah nilai nominal yang ditetapkan atas obligasi.
• Nilai Intrinsik, adalah merupakan nilai teoritis dari suatu obligasi. Diperoleh dari hasil estimasi nilai saat ini (PV) dari semua aliran kas obligasi dimasa yang akan datang.
• Suku Bunga Kupon, merupakan suku bunga tahunan yang ditetapkan atas obligasi.
• Peringkat Obligasi, penilaian atas resiko obligasi yang mungkin terjadi kemudian
• Suku Bunga Mengambang, suku bunga ditentukan selama periode tertentu (6 bulan), setelah itu disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suku bunga pasar.
• Suku Bunga Nol, merupakan obligasi yang tidak membayar bunga tahunan.
• Tanggal Jatuh Tempo, merupakan umur obligasi dimana nilai nominal obligasi harus dibayar.
• Provisi Penarikan, merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan hak kepada penerbit untuk menebus obligasi pada jangka waktu tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal. Besarnya provisi penarikanlebih tinggi dari nilai nominalnya, selisihnya disebut premi penarikan.Besarnya premi penarikan sama dengan bunga satu tahun jika obligasi ditarik selama tahun pertama. Besarnya premi akan menurun pada tingkat yang konstan sebesar INT/N setiap tahun sesudahnya.
• Dana Pelunasan, premi dana pelunasan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang mengharuskan penerbit untuk menarik sebagian dari obligasi setiap tahun.
• Indenture, perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan wali atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli obligasi
• Tingkat penghasilan sekarang, rasio pembayaran tahunan terhadap hargaobligasi di pasar
1.4 Penilaian Resiko Obligasi
Resiko Suku Bunga, Merupakan resiko penurunan obligasi yang disebabkan karena penurunan suku bunga. Resiko suku bunga berhubungan dengan nilai obligasi dalam portofolio
Resiko Tingkat Investasi, Merupakan resiko penurunan suku bunga yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari portofolio obligasi. Pemegang Obligasi Jangka Panjang akan menghadapi resiko suku bunga, namun tidak menghadapi resiko tingkat investasi . pemegang Obligasi Jangka Pendek terjadi sebaliknya.
Resiko Kegagalan, Adalah resiko yang disebabkan karena kegagalan penerbitnya. Resiko kegagalan dipengaruhi oleh kekuatan keuangan penerbit obligasi maupun jangka waktu kontrak obligasi, terutama apakah jaminan telah disediakan untuk menjamin obligasi yang diterbitkannya.
2.1 Pengertian Penilaian Saham
SPI 2007 mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu.
Dari definisi tersebut maka penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Penilaian bisnis atau usaha menurut Ruky (1999:22) adalah kegiatan untuk memperkirakan nilai korporat (business) yang bermuara pada penilaian kepentingan, penyertaan atau kepemilikan (business ownership interest) atas suatu perusahaan. Dalam bahasa umum yang dimaksud dengan business ownership interest adalah ekuitas atau saham. Pengertian lain tentang penilaian usaha adalah nilai suatu kepentingan atau business interest tergantung kepada suatu estimasi manfaat yang akan datang dan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan yang mana manfaat yang akan datang itu didiskontokan kembali sesuai dengan tingkat diskonto pada tanggal penilaian.
2.2 Standar Nilai dalam Penilaian Saham
Dalam penilaian saham terdapat berbagai standar nilai sesuai dengan SPI 2007 antara lain:
1.Nilai Buku dengan mengacu pada aset, merupakan biaya perolehan aset yang dikapitalisasi dikurangi akumulasi penyusutan, deplesi atau amortisasi yang tertera pada laporan akuntansi usaha. (3.20.1, PPPI 6, SPI 2007)
2.Nilai Buku dengan mengacu pada perusahaan/entitas usaha, adalah perbedaan antara jumlah aset (bebas dari penyusutan, deplesi dan amortisasi) dan jumlah kewajiban suatu bisnis sebagaimana tercantum dalam neraca. (3.20.2, PPPI 6, SPI 2007)
3.Nilai Buku yang Disesuaikan merupakan nilai buku yang dihasilkan ketika satu atau lebih aset atau kewajiban ditambahkan, dikurangkan, atau diubah dari jumlah yang dilaporkan dalam buku. (3.21, PPPI 6, SPI 2007)
4.Nilai Investasi yaitu nilai dari suatu perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan yang bersifat spesifik terhadap seorang investor, didasarkan pada atau terkait dengan persyaratan tertentu dari seorang atau kelompok investor. (3.22, PPPI 6, SPI 2007)
5.Nilai Likuidasi adalah perkiraan jumlah uang tunai bersih atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh jika bisnis suatu perusahaan dihentikan dan asetnya dijual secara terpisah dalam suatu proses penjualan yang bersifat normal. (3.23, PPPI 6, SPI 2007)
6.Nilai Likuidasi Paksa merupakan perkiraan jumlah uang tunai bersih atau yang bersifat ekivalen yang dapat diperoleh jika bisnis suatu perusahaan dihentikan dan asetnya dijual secara terpisah dalam waktu yang sesingkat mungkin, misalnya pelelangan. (3.24, PPPI 6, SPI 2007)
7.Nilai Pasar Wajar adalah estimasi jumlah uang tunai atau yang bersifat ekivalen yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) yang keduanya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu transaksi, bertindak tanpa ada keterpaksaan dan masing-masing memiliki fakta dan informasi yang relevan. (3.26, PPPI 6, SPI 2007)
8.Nilai Wajar adalah nilai dari perusahaan atau saham yang berlaku secara khusus untuk kasus adanya pemegang saham yang berbeda pendapat (dissenting shareholder). (3.27, PPPI 6, SPI 2007)
3.1 Saham preferen
Saham Preferen (bahasa Inggris: 'Preferred stock') adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham biasa. Dengan kata lain Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser. Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan dividen kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating preference shares).
Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
Persamaan saham preferen dengan obligasi yaitu:
Terdapat klaim atas keuntungan dan aktiva sebelumnya dalam perusahaan tersebut
Devidennya akan tetap selama masa berlaku atas saham tersebut
Memiliki hak tebus yang bisa dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
3.2 Jenis-Jenis Saham Preferen
Jenis-jenis saham preferen ini antara lain yaitu:
saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham biasa (convertable preferen stock),
saham preferen callable (callable preferred stock)
saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang (floating atau adjustable-rate preferred stock). (Baca juga: jenis-jenis inflasi )
3.3 Karakteristik Saham Preferen
Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:
Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan terhadap aktiva dan pendapatan memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham biasa
Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya belum terbayar maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau dapat ditukar menjadi saham biasa, dengan syarat jika kesepakatan dibentuk antara pemegang saham dan organisasi penerbit.
Keunggulan saham preferen adalah lebih aman dibandingkan dengan saham biasa. Karena saham preferen memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu Akan tetapi saham preferen mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.
3.4 Saham BiasaSaham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.
3.5 Pemilik Saham Individu / Perorangan dan Organisasi / PerusahaanPemilik saham individu adalah orang perorangan non badan usaha yang menanamkan sejumlah uang ang dimilikinya ke pasar modal dengan ekspektasi mendapatkan laba keuntungan yang lebih tinggi daripada menabung di bank. Sedangkan pemilik saham organisasi, instansi atau perusahaan adalah badan usaha yang mengelola sebagian atau sekuluh modal yang dimilikinya untuk dikelola di pasar modal untuk mendapatkan keuntungan yang besar secara profesional.
4.1 Metode Penilaian Nilai Perusahaan
Nilai ini merupakan penghargaan masyarakat atas kinerja perusahaan dan prestasi yang diraih dalam melayani masyarakat atau para pemangku kepentingan. Bagi pemilik dan calon pemilik nilai perusahaan ini sangat diperhatikan karena menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Nilai perusahaan tercermin dalam nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan dan nilai pasar utang. Peluang investasi di masa mendatang juga akan mendorong kenaikan nilai perusahaan. Peluang investasi membutuhkan tambahan dana, sehingga keputusan perusahaan untuk menambah modal dalam bentuk saham baru dan atau utang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Fakta empiris di pasar modal Indonesia menunjukkan bahwa keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergerakan nilai perusahan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi harga ekuitas dan utang maka semakin tinggi nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya.
Tidak ada nilai perusahaan yang sama, setiap investor mempunyai cara pandang yang berbeda dalam merespon informasi-informasi terkait dengan kinerja perusahaan ataupun perubahan kondisi perekonomian. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan, antara lain: Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Market to Book Value (MBV), Free Cash Flow (FCF), Price to Cash Flow Ratio (PCF), Tobin’s Q.
Salah satu metode yang dibahas dalam tulisan ini adalah PER (Price Earnings Ratio), metode lain akan dibahas dalam lanjutan tulisan ini.
PER (Price Earnings Ratio)
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
PER yaitu rasio yang mengukur aprrsiasi masyarakat atas kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rumusan yang digunakan adalah:
Harga Pasar Saham
PER= ——————————–
Laba per Lembar Saham
Nilai PR dinyatakan dalam kelipatan, sebagai contoh tahun 2015 yang lalu harga (penutupan) saham Telkom Rp3.105 dan Laba per Lembar Saham Rp153,66, maka nilai PER 20,21 kali. Nilai 20,21 tersebut mengungkapkan dengan sangat jelas bagaimana investor berani membayar 20 kali lebih mahal harga sebuah saham yang memberikan keuntungan Rp153,66. Nilai PER mencerminkan penghargaan investor terhadap kinerja perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Nilai PER berfluktuasi seirama dengan kemampuan perusahaan menciptakan keuntungan bagi pemegang saham. Investor ataupun analis perlu memperhatikan dan memahami karakter faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai PER. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah:
Tingkat pertumbuhan laba
Dividend Payout Ratio (DPR).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.
Bapaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi PER?
Pertumbuhan Laba.
Petumbuhan laba memiliki pengaruh positif terhadap nilai PER. Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi nilai PER, demikian juga sebaliknya. Laba perusahaan yang tumbuh tinggi menunjukan potensi keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Laba perusahaan yang tinggi menunjukkan perusahaan mengelola bisnisnya dengan efisien. Perusahaan yang mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga mereka berani berinvestasi pada perusahaan tersebut. Saham dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan lebih diminati investor sehingga mendorong peningkatan harga sahamya yang lebih besar.
2. Dividend Payout Ratio (DPR).
Nilai DPR memiliki pengaruh positif terhadap nilai PER. Seperti pertumbuhan lama, maka semakin tinggi nilai DPR semakin tinggi nilai PER nya. Kemampuan perusahaan membayarkan keuntungan bagi pemegang saham akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kondisi ini memberikan sinyal kepada para investor bahwa perusahaan mampu mempertahankan DPR dalam jangka panjang. Sinyal ini akan direspon positif oleh pasar dan mendorong harga saham naik lebih tinggi lagi. Terlebih bagi para investor yang mengejar pertumbuhan tinggi, mereka akan berupaya maksimal untuk mendapatkan saham dengan karakter pertumbuhan dividen yang tinggi.
3. Required Rate of Return (ROR atau r)
Nilai ROR merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investor atau tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika keuntungan yang diinginkan investor lebih besar dari tingkat keuntungan yang mampu diberikan oleh perusahaan, maka investor akan menjual saham tersebut. Situasi ini akan mendorong penurunan harga saham lebih jauh, demikan juga sebaliknya. Sehingga nilai ROR memiliki pengaruh negatif terhadap nilai PER, namun pengaruhnya tidak langsung. Semakin tinggi nilai ROR dibandingkan kemampuan perusahaan, maka semakin rendah nilai PER.
Pada kenyataannya ketiga faktor tersebut bersifat dinamis, ketiga faktor berfluktuasi sebagai respon atas perubahaan kondisi perekonomian secara umum. Untuk itu para investor harus senantiasa memonitor investasinya.
1.1 Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat hutang (pada umumnya berjangka panjang) yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah. Obligasi disebut surat berharga karena pemegang obligasi memiliki klaim terhadap pembayaran bunga dan pokok pinjamanyang telah ditetapkan. Contoh obligasi yang diterbitkan pemerintah: treasury-bills (obligasi jangka pendek), Treasury notes(obligasi jangka menengah), treasury bonds(obligasi jangka panjang)yang diterbitkan pemerintah AS. Pemerintah Indonesia belum menerbitkan obligasi(berdasarkan sumber referensi). Contoh obligasi yang diterbitkan perusahaan :PLN dan Jasa Marga. Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif murah karena merupakan proses hutang secara langsung kepada masyarakat (supplier modal). Meskipun demikian, obligasi (terutama yang memberikan bunga yang tetap)memiiki resiko kerugian akibat fluktuasi suku bunga di pasar.
1.2 Siapa yang Menerbitkan Obligasi
• Pemerintah
• Perusahaan
• Pemerintah Negara Bagian.
• Pemerintah Asing atau Perusahaan Asing.
1.3 Karakteristik Utama Obligasi
• Nilai nominal (Nilai pari), adalah nilai nominal yang ditetapkan atas obligasi.
• Nilai Intrinsik, adalah merupakan nilai teoritis dari suatu obligasi. Diperoleh dari hasil estimasi nilai saat ini (PV) dari semua aliran kas obligasi dimasa yang akan datang.
• Suku Bunga Kupon, merupakan suku bunga tahunan yang ditetapkan atas obligasi.
• Peringkat Obligasi, penilaian atas resiko obligasi yang mungkin terjadi kemudian
• Suku Bunga Mengambang, suku bunga ditentukan selama periode tertentu (6 bulan), setelah itu disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suku bunga pasar.
• Suku Bunga Nol, merupakan obligasi yang tidak membayar bunga tahunan.
• Tanggal Jatuh Tempo, merupakan umur obligasi dimana nilai nominal obligasi harus dibayar.
• Provisi Penarikan, merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang memberikan hak kepada penerbit untuk menebus obligasi pada jangka waktu tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal. Besarnya provisi penarikanlebih tinggi dari nilai nominalnya, selisihnya disebut premi penarikan.Besarnya premi penarikan sama dengan bunga satu tahun jika obligasi ditarik selama tahun pertama. Besarnya premi akan menurun pada tingkat yang konstan sebesar INT/N setiap tahun sesudahnya.
• Dana Pelunasan, premi dana pelunasan merupakan provisi dalam kontrak obligasi yang mengharuskan penerbit untuk menarik sebagian dari obligasi setiap tahun.
• Indenture, perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi dengan dewan wali atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli obligasi
• Tingkat penghasilan sekarang, rasio pembayaran tahunan terhadap hargaobligasi di pasar
1.4 Penilaian Resiko Obligasi
Resiko Suku Bunga, Merupakan resiko penurunan obligasi yang disebabkan karena penurunan suku bunga. Resiko suku bunga berhubungan dengan nilai obligasi dalam portofolio
Resiko Tingkat Investasi, Merupakan resiko penurunan suku bunga yang akan menyebabkan penurunan pendapatan dari portofolio obligasi. Pemegang Obligasi Jangka Panjang akan menghadapi resiko suku bunga, namun tidak menghadapi resiko tingkat investasi . pemegang Obligasi Jangka Pendek terjadi sebaliknya.
Resiko Kegagalan, Adalah resiko yang disebabkan karena kegagalan penerbitnya. Resiko kegagalan dipengaruhi oleh kekuatan keuangan penerbit obligasi maupun jangka waktu kontrak obligasi, terutama apakah jaminan telah disediakan untuk menjamin obligasi yang diterbitkannya.
2.1 Pengertian Penilaian Saham
SPI 2007 mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu.
Dari definisi tersebut maka penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Penilaian bisnis atau usaha menurut Ruky (1999:22) adalah kegiatan untuk memperkirakan nilai korporat (business) yang bermuara pada penilaian kepentingan, penyertaan atau kepemilikan (business ownership interest) atas suatu perusahaan. Dalam bahasa umum yang dimaksud dengan business ownership interest adalah ekuitas atau saham. Pengertian lain tentang penilaian usaha adalah nilai suatu kepentingan atau business interest tergantung kepada suatu estimasi manfaat yang akan datang dan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan yang mana manfaat yang akan datang itu didiskontokan kembali sesuai dengan tingkat diskonto pada tanggal penilaian.
2.2 Standar Nilai dalam Penilaian Saham
Dalam penilaian saham terdapat berbagai standar nilai sesuai dengan SPI 2007 antara lain:
1.Nilai Buku dengan mengacu pada aset, merupakan biaya perolehan aset yang dikapitalisasi dikurangi akumulasi penyusutan, deplesi atau amortisasi yang tertera pada laporan akuntansi usaha. (3.20.1, PPPI 6, SPI 2007)
2.Nilai Buku dengan mengacu pada perusahaan/entitas usaha, adalah perbedaan antara jumlah aset (bebas dari penyusutan, deplesi dan amortisasi) dan jumlah kewajiban suatu bisnis sebagaimana tercantum dalam neraca. (3.20.2, PPPI 6, SPI 2007)
3.Nilai Buku yang Disesuaikan merupakan nilai buku yang dihasilkan ketika satu atau lebih aset atau kewajiban ditambahkan, dikurangkan, atau diubah dari jumlah yang dilaporkan dalam buku. (3.21, PPPI 6, SPI 2007)
4.Nilai Investasi yaitu nilai dari suatu perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan yang bersifat spesifik terhadap seorang investor, didasarkan pada atau terkait dengan persyaratan tertentu dari seorang atau kelompok investor. (3.22, PPPI 6, SPI 2007)
5.Nilai Likuidasi adalah perkiraan jumlah uang tunai bersih atau yang bersifat ekuivalen yang dapat diperoleh jika bisnis suatu perusahaan dihentikan dan asetnya dijual secara terpisah dalam suatu proses penjualan yang bersifat normal. (3.23, PPPI 6, SPI 2007)
6.Nilai Likuidasi Paksa merupakan perkiraan jumlah uang tunai bersih atau yang bersifat ekivalen yang dapat diperoleh jika bisnis suatu perusahaan dihentikan dan asetnya dijual secara terpisah dalam waktu yang sesingkat mungkin, misalnya pelelangan. (3.24, PPPI 6, SPI 2007)
7.Nilai Pasar Wajar adalah estimasi jumlah uang tunai atau yang bersifat ekivalen yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli perusahaan atau saham atau kepentingan dalam perusahaan antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang berminat menjual (willing seller) yang keduanya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu transaksi, bertindak tanpa ada keterpaksaan dan masing-masing memiliki fakta dan informasi yang relevan. (3.26, PPPI 6, SPI 2007)
8.Nilai Wajar adalah nilai dari perusahaan atau saham yang berlaku secara khusus untuk kasus adanya pemegang saham yang berbeda pendapat (dissenting shareholder). (3.27, PPPI 6, SPI 2007)
3.1 Saham preferen
Saham Preferen (bahasa Inggris: 'Preferred stock') adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham biasa. Dengan kata lain Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser. Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan dividen kepada pemegangnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating preference shares).
Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk memdapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
Persamaan saham preferen dengan obligasi yaitu:
Terdapat klaim atas keuntungan dan aktiva sebelumnya dalam perusahaan tersebut
Devidennya akan tetap selama masa berlaku atas saham tersebut
Memiliki hak tebus yang bisa dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
3.2 Jenis-Jenis Saham Preferen
Jenis-jenis saham preferen ini antara lain yaitu:
saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham biasa (convertable preferen stock),
saham preferen callable (callable preferred stock)
saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang (floating atau adjustable-rate preferred stock). (Baca juga: jenis-jenis inflasi )
3.3 Karakteristik Saham Preferen
Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:
Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan terhadap aktiva dan pendapatan memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham biasa
Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya belum terbayar maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau dapat ditukar menjadi saham biasa, dengan syarat jika kesepakatan dibentuk antara pemegang saham dan organisasi penerbit.
Keunggulan saham preferen adalah lebih aman dibandingkan dengan saham biasa. Karena saham preferen memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu Akan tetapi saham preferen mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.
3.4 Saham BiasaSaham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.
3.5 Pemilik Saham Individu / Perorangan dan Organisasi / PerusahaanPemilik saham individu adalah orang perorangan non badan usaha yang menanamkan sejumlah uang ang dimilikinya ke pasar modal dengan ekspektasi mendapatkan laba keuntungan yang lebih tinggi daripada menabung di bank. Sedangkan pemilik saham organisasi, instansi atau perusahaan adalah badan usaha yang mengelola sebagian atau sekuluh modal yang dimilikinya untuk dikelola di pasar modal untuk mendapatkan keuntungan yang besar secara profesional.
4.1 Metode Penilaian Nilai Perusahaan
Nilai ini merupakan penghargaan masyarakat atas kinerja perusahaan dan prestasi yang diraih dalam melayani masyarakat atau para pemangku kepentingan. Bagi pemilik dan calon pemilik nilai perusahaan ini sangat diperhatikan karena menunjukan kemampuan perusahaan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya.
Nilai perusahaan tercermin dalam nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan dan nilai pasar utang. Peluang investasi di masa mendatang juga akan mendorong kenaikan nilai perusahaan. Peluang investasi membutuhkan tambahan dana, sehingga keputusan perusahaan untuk menambah modal dalam bentuk saham baru dan atau utang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Fakta empiris di pasar modal Indonesia menunjukkan bahwa keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergerakan nilai perusahan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi harga ekuitas dan utang maka semakin tinggi nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya.
Tidak ada nilai perusahaan yang sama, setiap investor mempunyai cara pandang yang berbeda dalam merespon informasi-informasi terkait dengan kinerja perusahaan ataupun perubahan kondisi perekonomian. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan, antara lain: Price Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Market to Book Value (MBV), Free Cash Flow (FCF), Price to Cash Flow Ratio (PCF), Tobin’s Q.
Salah satu metode yang dibahas dalam tulisan ini adalah PER (Price Earnings Ratio), metode lain akan dibahas dalam lanjutan tulisan ini.
PER (Price Earnings Ratio)
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
PER yaitu rasio yang mengukur aprrsiasi masyarakat atas kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rumusan yang digunakan adalah:
Harga Pasar Saham
PER= ——————————–
Laba per Lembar Saham
Nilai PR dinyatakan dalam kelipatan, sebagai contoh tahun 2015 yang lalu harga (penutupan) saham Telkom Rp3.105 dan Laba per Lembar Saham Rp153,66, maka nilai PER 20,21 kali. Nilai 20,21 tersebut mengungkapkan dengan sangat jelas bagaimana investor berani membayar 20 kali lebih mahal harga sebuah saham yang memberikan keuntungan Rp153,66. Nilai PER mencerminkan penghargaan investor terhadap kinerja perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Nilai PER berfluktuasi seirama dengan kemampuan perusahaan menciptakan keuntungan bagi pemegang saham. Investor ataupun analis perlu memperhatikan dan memahami karakter faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai PER. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah:
Tingkat pertumbuhan laba
Dividend Payout Ratio (DPR).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.
Bapaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi PER?
Pertumbuhan Laba.
Petumbuhan laba memiliki pengaruh positif terhadap nilai PER. Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi nilai PER, demikian juga sebaliknya. Laba perusahaan yang tumbuh tinggi menunjukan potensi keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Laba perusahaan yang tinggi menunjukkan perusahaan mengelola bisnisnya dengan efisien. Perusahaan yang mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga mereka berani berinvestasi pada perusahaan tersebut. Saham dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan lebih diminati investor sehingga mendorong peningkatan harga sahamya yang lebih besar.
2. Dividend Payout Ratio (DPR).
Nilai DPR memiliki pengaruh positif terhadap nilai PER. Seperti pertumbuhan lama, maka semakin tinggi nilai DPR semakin tinggi nilai PER nya. Kemampuan perusahaan membayarkan keuntungan bagi pemegang saham akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kondisi ini memberikan sinyal kepada para investor bahwa perusahaan mampu mempertahankan DPR dalam jangka panjang. Sinyal ini akan direspon positif oleh pasar dan mendorong harga saham naik lebih tinggi lagi. Terlebih bagi para investor yang mengejar pertumbuhan tinggi, mereka akan berupaya maksimal untuk mendapatkan saham dengan karakter pertumbuhan dividen yang tinggi.
3. Required Rate of Return (ROR atau r)
Nilai ROR merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investor atau tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika keuntungan yang diinginkan investor lebih besar dari tingkat keuntungan yang mampu diberikan oleh perusahaan, maka investor akan menjual saham tersebut. Situasi ini akan mendorong penurunan harga saham lebih jauh, demikan juga sebaliknya. Sehingga nilai ROR memiliki pengaruh negatif terhadap nilai PER, namun pengaruhnya tidak langsung. Semakin tinggi nilai ROR dibandingkan kemampuan perusahaan, maka semakin rendah nilai PER.
Pada kenyataannya ketiga faktor tersebut bersifat dinamis, ketiga faktor berfluktuasi sebagai respon atas perubahaan kondisi perekonomian secara umum. Untuk itu para investor harus senantiasa memonitor investasinya.
Minggu, 08 Oktober 2017
BAB 4 NILAI MATA UANG
1.1Pengertian Nilai Waktu Uang
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain.
1.2 Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor).
ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) An = Anuity
I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp 6.000,00 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan, mungkin 0,9 liter. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.
Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salah satu indikator menurunnya pengangguran.
Inflasi merupakan salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang harus diperhatikan dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh daya beli seseorang (secara kualitatif)? Mari kita biarkan dahulu tentang masalah ini kepada penentu kebijakan.
Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan/keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi : jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun.
1.3 Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Misalkan Anda memutuskan untuk menyisihkan atau menabung sebesar Rp 5 juta setiap akhir tahun selama 30 tahun untuk persiapan dana di saat Anda pensiun. Dengan asumsi bunga yang bisa didapat adalah sebesar 12 persen per-tahun, berapa jumlah dana yang terkumpul setelah 30 tahun? Perhitungan ini dapat dilakukan dengan Rumus dari nilai masa depan Anuitas:
FVA={Ax[(1+i)n-1]}/i
konsep nilai waktu uang yang harus Anda perhatikan. Semakin panjang waktu yang dimiliki semakin kecil besar tabungan yang harus disisihkan bila hal lain dianggap tetap.
Sementara itu, nilai tunai (nilai saat ini) dari sejumlah anuitas (PVA) merupakan kebalikan dari FVA, dimana :
PVA={Ax(1-[1/(1+i)n])}/i.
Konsep bunga berbunga atau bunga majemuk dengan penekanan pada anuitas sangatlah penting untuk dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan investasi guna mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
1.4 Penjelasan Annuity
Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan sebagai jangka waktu anuitas.
PVAn = A1 [(S (1+i)n] = A1 [ 1 – {1/ (1+ i)n/i } ]
Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.
FVAn = A1 [(S (1+i)n– 1 ] / i
Dimana : A1 : Pembayaran atau penerimaan setiap periode
FUTURE VALUE
Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Rumus yang digunakan:
Formula Future Value sbb:
(1) Manual : Fv = Po (1+r)^n
Fv = nilai pada tahun ke- n
Po = nilai pada tahun ke- 0
r = tingkat bunga
n = periode
(2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n )
DF = discount Factor – melihat tabel
PRESENT VALUE (Nilai Sekarang)
Nilai sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko).
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Kn = Arus kas pada tahun ke-n
R = Rate / Tingkat bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal.
Nilai sekarang merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang kita melakukan pergandaan, dalam present value kita melakukan proses pendiskontoan.
FVn = PVo ( 1 + r )n
FVn = nilai kemudian
PVo = nilai sekarang
Jadi PVo = FVn / [( 1 + r )n ]
ANNUITY ( Nilai masa datang dan masa sekarang )
ANNUITY : Suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu
FV = Ko
Keteragan :
FV = Future Value / Nilai Mendatang
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
BUNGA SEDERHANA (Dibayar 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayar 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0 (I + i )n
Keterangan :
Vn = Future value tahun ke-n
Po = Pinjaman atau tabungan pokok
i = Tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja.
FVn = Po [ 1 + (i) (n) ]
BUNGA MAJEMUK (Dibayar lebih dari 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayarkan lebih dari 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0
Keterangan :
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam / dipinjamkan pada periode waktu
m = Berapa kali bunga dibayar dalam satu tahun
I = Bunga
i = interest / suku bunga
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala.
FVn = Po ( 1 + i )n
Dimana:
FVn = future value tahun ke-n
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = jangka waktu.
.
Perbedaan nilai uang pada tahun ketiga pada bungamajemuk dan bunga sederhana disebabkan karena efek majemuk. ... Perhitungan yang umum digunakan dalam perhitungan ekonomi adalah bunga modal majemuk. Bunga Nominal dan Efektif. Pada umumnya tingkat bunga modal diberlakukan untuk periode bulanan.
Selain bunga flat, perhitungan bunga yang banyak dipakai adalah bunga efektif. Bunga efektif banyak dipakai karena dirasa lebih fair perhitungan bunganya.
Bunga hanya dihitung dari sisa pinjaman yang belum dikembalikan. Jadi bila kita sudah mencicil beberapa kali, maka bunga dihitung dari sisa pinjaman yang belum dicicil.
Karena bunga yang dibayar semakin mengecil, maka angsuran per bulannya jadi semakin sedikit.
Bunga efektif biasanya dipakai untuk kredit berjangka menengah sampai panjang misalnya KPR, kredit usaha, dll.
4.3 Perhitungan Bunga Efektif
Prinsip dari perhitungan bunga efektif, adalah cicilan pokok per bulannya tetap, dan bunga per bulan dihitung dari sisa cicilan yang belum dibayar.
4.4 Kelebihan Bunga Efektif
Bunga tiap bulannya berkurang
Bunga dihitung secara fair karena dihitung berdasar sisa pinjaman yang kita pakai
4.5 Kekurangan Bunga Efektif
Bunga efektif lebih sulit dihitung daripada bunga flat
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan barang mulai langka, dan lain-lain.
1.2 Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor).
ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) An = Anuity
I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang sejumlah Rp 6.000,00 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang. Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun depan, mungkin 0,9 liter. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.
Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak orang menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar. Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat (karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik. Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salah satu indikator menurunnya pengangguran.
Inflasi merupakan salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang harus diperhatikan dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut didukung oleh daya beli seseorang (secara kualitatif)? Mari kita biarkan dahulu tentang masalah ini kepada penentu kebijakan.
Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap tindakan/keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih investasi : jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun.
1.3 Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Misalkan Anda memutuskan untuk menyisihkan atau menabung sebesar Rp 5 juta setiap akhir tahun selama 30 tahun untuk persiapan dana di saat Anda pensiun. Dengan asumsi bunga yang bisa didapat adalah sebesar 12 persen per-tahun, berapa jumlah dana yang terkumpul setelah 30 tahun? Perhitungan ini dapat dilakukan dengan Rumus dari nilai masa depan Anuitas:
FVA={Ax[(1+i)n-1]}/i
konsep nilai waktu uang yang harus Anda perhatikan. Semakin panjang waktu yang dimiliki semakin kecil besar tabungan yang harus disisihkan bila hal lain dianggap tetap.
Sementara itu, nilai tunai (nilai saat ini) dari sejumlah anuitas (PVA) merupakan kebalikan dari FVA, dimana :
PVA={Ax(1-[1/(1+i)n])}/i.
Konsep bunga berbunga atau bunga majemuk dengan penekanan pada anuitas sangatlah penting untuk dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan investasi guna mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
1.4 Penjelasan Annuity
Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Anuitas nilai sekarang adalah sebagai nilai anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan sebagai jangka waktu anuitas.
PVAn = A1 [(S (1+i)n] = A1 [ 1 – {1/ (1+ i)n/i } ]
Anuitas nilai masa datang adalah sebagai nilai anuaitas majemuk masa depan dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai jangka waktu anuitas.
FVAn = A1 [(S (1+i)n– 1 ] / i
Dimana : A1 : Pembayaran atau penerimaan setiap periode
FUTURE VALUE
Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Rumus yang digunakan:
Formula Future Value sbb:
(1) Manual : Fv = Po (1+r)^n
Fv = nilai pada tahun ke- n
Po = nilai pada tahun ke- 0
r = tingkat bunga
n = periode
(2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n )
DF = discount Factor – melihat tabel
PRESENT VALUE (Nilai Sekarang)
Nilai sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang atau satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil tanpa resiko).
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Kn = Arus kas pada tahun ke-n
R = Rate / Tingkat bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal.
Nilai sekarang merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang kita melakukan pergandaan, dalam present value kita melakukan proses pendiskontoan.
FVn = PVo ( 1 + r )n
FVn = nilai kemudian
PVo = nilai sekarang
Jadi PVo = FVn / [( 1 + r )n ]
ANNUITY ( Nilai masa datang dan masa sekarang )
ANNUITY : Suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu
FV = Ko
Keteragan :
FV = Future Value / Nilai Mendatang
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
BUNGA SEDERHANA (Dibayar 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayar 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0 (I + i )n
Keterangan :
Vn = Future value tahun ke-n
Po = Pinjaman atau tabungan pokok
i = Tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja.
FVn = Po [ 1 + (i) (n) ]
BUNGA MAJEMUK (Dibayar lebih dari 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayarkan lebih dari 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0
Keterangan :
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam / dipinjamkan pada periode waktu
m = Berapa kali bunga dibayar dalam satu tahun
I = Bunga
i = interest / suku bunga
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala.
FVn = Po ( 1 + i )n
Dimana:
FVn = future value tahun ke-n
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = jangka waktu.
.
Perbedaan nilai uang pada tahun ketiga pada bungamajemuk dan bunga sederhana disebabkan karena efek majemuk. ... Perhitungan yang umum digunakan dalam perhitungan ekonomi adalah bunga modal majemuk. Bunga Nominal dan Efektif. Pada umumnya tingkat bunga modal diberlakukan untuk periode bulanan.
Selain bunga flat, perhitungan bunga yang banyak dipakai adalah bunga efektif. Bunga efektif banyak dipakai karena dirasa lebih fair perhitungan bunganya.
Bunga hanya dihitung dari sisa pinjaman yang belum dikembalikan. Jadi bila kita sudah mencicil beberapa kali, maka bunga dihitung dari sisa pinjaman yang belum dicicil.
Karena bunga yang dibayar semakin mengecil, maka angsuran per bulannya jadi semakin sedikit.
Bunga efektif biasanya dipakai untuk kredit berjangka menengah sampai panjang misalnya KPR, kredit usaha, dll.
4.3 Perhitungan Bunga Efektif
Prinsip dari perhitungan bunga efektif, adalah cicilan pokok per bulannya tetap, dan bunga per bulan dihitung dari sisa cicilan yang belum dibayar.
4.4 Kelebihan Bunga Efektif
Bunga tiap bulannya berkurang
Bunga dihitung secara fair karena dihitung berdasar sisa pinjaman yang kita pakai
4.5 Kekurangan Bunga Efektif
Bunga efektif lebih sulit dihitung daripada bunga flat
Minggu, 01 Oktober 2017
BAB 3
PASAR KEUANGAN
1.1 Pasar Keuangan
Pasar
keuangan adalah mekanisme pasar yang
memungkinkan bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan
transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti
saham dan obligasi), Dalam sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan
pembelian dan penjualan awal atas produk-produk ...
1.2 Ciri-ciri Pasar Uang
Ø
Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.
Ø
Mekanisme pasar uang ditekankan untuk
mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.
Ø Tidak
terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.
1.3 Fungsi
Pasar Uang
Pasar
uang memiliki fungsi sebagai berikut:
Ø
Mempermudah masyarakat
memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal kerja atau keperluan
jangka pendek lainnya;
Ø
Memberikan kesempatan
masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); dan
Ø
Menunjang program pemerataan pendapatan bagi
masyarakat.
Ø
Sebagai perantara dalam perdagangan
surat-surat berharga berjangka pendek
Ø
Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat
berharga jangka pendek
Ø
Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan
untuk melakukan investasi
Ø Sebagai
perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek
kepada perusahaan di indonesia
1.4 Peserta Pasar Uang
Ø
Bank-bank
Ø
Yayasan
Ø
Dana pensiun
Ø
Perusahaan auransi
Ø
Perusahaan-perusahaan
besar
Ø
Lembaga pemerintah
Ø
Lembaga keuangan lain
Ø
Individu masyarakat
Produk yang diperjualbelikn dalam pasar keuangan adalah
produk-produk keuangan, baik bagi yang membutuhkan dana dengan piha yang
kelebihan dana. Oleh karena itu, pasar keuangan sering juga didefinisikan
sebagai tempat bertemunya para pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
kelebihan dana.
Pihak yang membutuhkan dana memerlukan dana untuk membiayai
aktivitas usahanya, sedangkan pihak yang kelebihan dana mengaharapkan adanya
keuntungan dari dana yang ditanamkan atau dibeli pihak lain. Keuntungan dari pasar
keuangan ini dapat berupa bunga, biaya administrasi, selisih kurs, atau selisih
antara harga jual dengan harga beli.
Untuk melakukan transaksi keuangan, kita lakukan di berbagai
pasar keuangan yang tersebar dalam berbagai jenis pasar keuangan, tergantung
dari jenis produk keuangan yang diinginkan. Dalam prakteknya,
1.5 jenis-jenis pasar keuangan antara lain :
I.
Pasar modal (capital market), merupakan pasar diperjualbelikannya
modal jangka panjang dalam bentuk surat beharga seperti obligasi dan saham.
Jangka waktu surat berharga yang ditawarkan biasanya berumur lebih dari satu
tahun.
- Pasar
uang (money market), merupakan pasar diperjualbelikannya
modal jangka pendek dalam bentuk surat berharga, seperti deposito
berjangka, wesel, atau promes di mana jangka waktunya kurang dari satu
tahun.
- Pasar
valuta asing (foreign exchange market),
yaitu pasar yang melakukan kegiatan transaksi valuta asing (mata uang
asing), baik spot transaction, forward transaction, dan swap transaction.
- Pasar
kredit konsumen (consumer credit market), yaitu
pasar yang melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas
produk tertentu baik barang ataupun jasa, seperti pembelian mobil, motor,
perlengkapan rumah tangga, pendidikan, atau liburan.
- Pasar
hipotek (mortgage market), yaitu pasar yang melayani
pinjaman untuk lahan real estate/perumahan, komersial, industri dan
pertanian.
- Pasar
komoditas (future market), yaitu pasar
yang melakukan kegiatan jual beli komoditas tertentu seperti produk
pertanian.
Semua jenis pasar keuangan ini
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penghimpunan dana, penyaluran dana,
transaksi tukar menukar mata uang. Artinya, pasar keuangan melibatkan
pembiayaan keuangan baik melalui surat berharga maupun pembiayaan ataun
pinjaman.
2.1 Perantara
Keuangan
Perantara
keuangan (financial intermediary) adalah pihak seperti bank atau
lembaga keuangan lain yang menerima dana dari penyedia dan menempatkan dana
tersebut pada pengguna. Investasi perantara pada pengguna biasanya berjangka
panjang, biasanya memiliki likuiditas yang kurang, dan biasanya memiliki risiko
kredit lebih daripada kewajiban perantara kepada penyedia.
Bank
merupakan perantara keuangan yang menyalurkan dana ke masyarakat, atau dapat
disebut sebagai perantara yang menyalurkan dana dari pihak yang memiliki
surplus dana (pihak A) ke pihak yang membutuhkan dana (pihak B). Bank
mendapatkan pendapatan dari hasil menyalurkan dana tersebut, pendapatan
tersebut merupakan bunga yang dihasilkan dari peminjaman-peminjaman dana yang
disalurkan kepada para nasabahnya. Bunga yang diberikan bank kepada nasabahnya
dapat disebut sebagai i1. Sedangkan bunga yang dibayar oleh nasabah kepada bank
disebut sebagai i2. i2 > i1, bunga yang dibayarkan oleh nasabah kepada
bank harus lebih besar dari bunga yang diberikan bank kepada nasabahnya. Profit
bank (pendapatan bank) diperoleh dari i2-i1, bunga yang dibayar nasabah
dikurangi dengan bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya.
Bank sebagai lembaga perantara keuangan
memberikan jasa-jasa keuangan baik itu berupatabungan ataupun pinjaman. Sebagai
salah satu institusi yang besar, setiap Bank memilikibanyak nasabah yang perlu
mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien. Dari haltersebut, maka bank
membutuhkan media penyimpanan data yang akurat untuk mempermudah pelayanan
terhadap nasabah. Oleh karena itu sistem informasi sangatdibutuhkan oleh setiap
bank dalam menjalankan fungsinya.
2.2 Bank pada umumnya memilikifungsi dasar, yaitu :
1.
Menyediakan mekanisme dana alat pembayaran yang lebih
efisien dalam kegiatanekonomi.
2.
Menciptakan uang
3.
Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4.
Menawarkan jasa-jasa keuangan lain, seperi deposit.
5.
Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional.
6.
Menyediakan pelayanan untuk barang-barang berharga.
7.
Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana.
- Adapun
fungsi utama dari sebuah bank adalah menyediakan jasa menyangkutpenyimpanan
nilai dan perluasan kredit. Sekarang ini bank adalah institusi yang
memeganglisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan
dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima
tabungan dan memberikanpinjaman.
- Dari
fungsi bank di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa bank
memerlukandatabase atau sistem informasi untuk melakukan setiap fungsinya. Hal
ini sangat diperlukanagar nantinya data-data yang ada tersimpan dengan baik,
baik itu data pegawai, nasabah,maupun jumlah tabungan dari nasabah dan mempermudah
dalam pencarian data serta updatedata
3.1 Instrumen Keuangan
Instrumen
keuangan merupakan aset yang dapat
diperdagangkan dalam bentuk apapun, baik kas; bukti kepemilikan dalam suatu
entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau memberikan, uang tunai
atau instrumen keuangan lainnya.
Instrumen keuangan dapat
dikategorikan dengan tergantung pada bentuknya pada apakah mereka
adalah instrumen kas atau instrumen derivatif:
· Instrumen kas adalah instrumen
keuangan yang nilainya ditentukan langsung oleh pasar. Mereka dapat dibagi
menjadi sekuritas, yang mudah dipindahtangankan, dan instrumen kas lainnya
seperti pinjaman dan deposito, di mana kedua peminjam dan pemberi pinjaman harus
menyepakati transfer.
· Instrumen
derivatif adalah instrumen keuangan yang
memperoleh nilai mereka dari nilai dan karakteristik dari satu atau lebih
entitas yang mendasari seperti aset, indeks, atau tingkat suku bunga. Mereka
dapat dibagi menjadi diperdagangkan di bursa derivatif dan derivatif
over-the-counter (OTC).
3.2 Asset keuangan (financial asset) adalah asset
berupa:
- kas
- instrumen
ekuitas entitas lain
- hak
kontraktual:
- untuk
menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain
- untuk
menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain
yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri
- kontrak
yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas
sendiri dan merupakan:
- instrumen
non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu untuk
menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel , atau
- instrumen
derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran
kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen
ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen
ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen yang berupa kontrak
untuk menerima dan menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri di masa
depan; instrumen ekuitas entitas sendiri juga tidak mencakup instrumen
keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable
financial instrument).
3.3 Kewajiban
keuangan (financial liability)
mencakup:
- kewajiban
kontraktual:
- untuk
menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain; atau
- untuk
menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang
persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau
- kontrak
yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri
dan berupa:
- instrumen
non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas untuk
menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel atau
- instrumen
derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran
kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen
ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen
ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat
dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial
instrument).
3.4
Contoh instrumen keuangan
yang termasuk dalam cakupan IAS 32 dan 39:
·
kas
- giro dan deposito
- commercial paper
- utang dan piutang usaha, wesel,
dan pinjaman
- sekuritas utang dan ekuitas,
baik dari perspektif pemegang maupun penerbitnya. Kategori ini mencakup
investasi dalam perusahaan anak, perusahaan assosiasi, dan usaha patungan.
- sekuritas yang dijamin dengan
asset, seperti kewajiban hipotik dengan jaminan, kesepakatan pembelian
kembali, dan securitised packages of receivables
- derivatif, yang mencakup
opsi, right, waran, kontrak berjangka, kontrak forward,
dan swap
3.5 Ada 4 jenis
reksadana:
·
Reksadana Pasar Uang: investasinya
ditanam pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
·
Reksadana Pendapatan Tetap:
setidaknya 80% dari dana yang dikelola (aktiva) diinvestasikan dalam bentuk
efek bersifat utang.
·
Reksadana Saham: setidaknya 80% dari
dana yang dikelola dalam efek bersifat ekuitas (saham pada suatu pasar modal).
·
Reksadana Campuran: reksadana yang
mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap
yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya.
Obligasi. Suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada
pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta
kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Di Indonesia,
surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan pemerintah
disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang di bawah 1 tahun yang diterbitkan
pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN).
Saham. Satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Saham bisa dibeli di bursa efek lewat broker dan Anda akan mendapat keuntungan dengan meningkatnya nilai kapital dan mendapat deviden. Untuk mendapat keuntungan maksimal butuh rentang waktu 10-20 tahun.
Saham. Satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Saham bisa dibeli di bursa efek lewat broker dan Anda akan mendapat keuntungan dengan meningkatnya nilai kapital dan mendapat deviden. Untuk mendapat keuntungan maksimal butuh rentang waktu 10-20 tahun.
Instrumen
keuangan merupakan aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun,
baik kas; bukti
kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau
memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)
BAB 14 ANALISIS INVESTASI LANJUTAN
ANALISIS INVESTASI LANJUTAN: PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1. Metode Adjusted Present Value (APV) 1.1. Kerang...
-
BAB 8 RETURN DAN RISIKO : PENDAHULUAN 1.1 Perhitungan Return Return saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu return sa...
-
ARBITRAGE PRICING THEORY, MODEL EMPIRIS , DAN PENGUJIAN EMPIRIS MODEL KESEIMBANGAN 11. Arbitrage Pricing Theory ( APT ) 1.1 ...
-
MODEL KESEIMBANGAN RISIKO DAN RETURN ( CAPITAL ASSET PRICING MODEL ) 1.1 Hubungan Positif Antara Resiko dan Return Return dan ri...