Senin, 11 Desember 2017

BAB 11 ( Biaya Modal )

BIAYA MODAL
Biaya Modal

Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Biaya modal dipakai sebagai discount rate untuk perhitungan analisis penganggaran modal. Discount rate tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal rata-rata tertimbang  (weighted average cost of capital).


1.            Biaya Modal Rata – Rata Tertimbang
Biaya modal bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan atau tingkat yang disyaratkan. Dalam analisis investasi, biaya modal digunakan sebagai discount rate dalam analisis NPV atau IRR. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata – rata tertimbang dari biaya modal individual. Untuk menghitung biaya modal rata–rata tertimbang tersebut kita harus melakukan beberapa langkah :
1)    Mengidentifikasi sumber – sumber dana
2)    Menghitung biaya individual ( biaya modal untuk setiap dana )
3)    Menghitung proporsi dari masing – masing sumber dana
4)    Menghitung rata – rata dengan menggunakan proporsi dana sebagi pembobot

1.1       Mengidentifikasi Sumber – Sumber Dana
Secara umum ada dua jenis sumber dana yang paling sering digunakan, yaitu hutang dan saham. Hutang bisa terdiri atas hutang bank atau hutang melalui obligasi. Pemberi hutang memperoleh kompensasi berupa bunga.
Saham merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa private placemen ( penempatan dana tidak melalui pasar modal ), bisa juga dengan membeli saham yang diperjual belikan di pasar sekunder. Pendapatan saham berasal dari dividen dan capital again.

1.2       Menghitung Biaya Modal Individual
1.2.1    Biaya Modal Utang ( kd )
Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang berkaitan dengan penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak.

1.2.2    Biaya Modal Saham Preferen
saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara utang dengan saham, karena merupakan bentuk kepemilikan ( saham ), tetapi deviden yang dibayarkan dengan bunga karena bersifat tetap ( pada umumnya ).
Paramater yang akan diestimasi relatif jelas Biaya saham preferen (kps) adalah:          
Kps  = Dps / P
kps   = biaya saham preferen
Dps  = dividen saham preferen
P      = harga saham preferen

1.2.3    Biaya Modal saham Biasa
Biaya Modal Saham Biasa Biaya modal saham lebih sulit dihitung karena melibatkan biaya kesempatan (opportunity cost) yang tidak bisa diamati secara langsung. Bagian ini akan membicarakan biaya modal saham melalui beberapa metode: DCF, bond-yiled, dan CAPM. Discounted Cash Flow (Aliran Kas yang Didiskontokan). Pada waktu kita membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga saham bisa dituliskan sebagai berikut ini (modul mengenai Nilai Waktu Uang)
PV  = D1 / r – g
Dengan merubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV menjadi P (harga saham), persamaan di atas bisa dirubah menjadi berikut ini.
Ks  = D1 / P + g
 ks = biaya modal saham
 D1 = dividen pada tahun pertama
 P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut.
ks = yield obligasi + premi risiko
Jika kita menggunakan rumus di atas, kita memerlukan estimasi yield dari obligasi perusahaan (atau obligasi yang mempunyai kelas risiko yang sama), dan premi risiko saham atas obligasi. Dengan pendekatang yield obligasi, ks bisa dihitung berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield obligasi. Yield obligasi = bunga / harga pasar obligasi.

1.3       Menghitung Biaya Modal Rata – Rata Tertimbang ( WACC )
Langkah selanjutnya adalah menghitung proporsi sumber dana yang dipakai oleh perusahaan. Idealnya, nilai pasar yang sebaiknya dipakai sebagai dasar perhitungan proporsi sumber dana. Meskipun nilai pasar idealnya merupakan pilihan terbaik untuk menghitung komposisi sumber dana, tetapi informasi tersebut tidak tersedia dengan mudah. Salah satu alternatif adalah menggunakan nilai buku. Nilai buku bisa diambil dari neraca keuangan perusahaan. Saham biasa masuk dalam kategori total modal saham (saham biasa + laba yang ditahan + agio).

1.4       Biaya Modal Saham Eksternal
Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan muncul. Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham, dan lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil setelah biaya emisi tersebut dimasukkan. Model kas yang didiskontokan (discounted cash flow) bisa mengakomodasi biaya emisi seperti berikut ini.
Ke = D1 / P(1-f) + g
ke = biaya modal saham eksternal
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
f = flotation cost
 g = tingkat pertumbuhan

2.            Biaya Modal Marginal dan Biaya Modal Rata – Rata
Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marjinal. Biaya modal marjinal merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal yang diperoleh. Sebagai contoh, misal perusahaan menggunakan dua jenis hutang, pertama dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 10%, kedua dengan nilai Rp200 juta dengan tingkat bunga 15%. Misalkan perusahaan melakukan pinjaman lagi sebesar Rp200 juta dengan tingkat bunga 20%. Biaya modal hutang marjinal adalah 20%, karena biaya tersebut merupakan biaya modal yang diperoleh dengan masuknya modal baru. Jika kita menghitung biaya modal rata-rata, maka biaya modal hutang rata-rata adalah (10% + 15% + 20%) / 3 = 15%.
Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marjinal adalah biaya modal yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya modal masa lampau, karena beberapa alasan, seperti mudah dilakukan, biaya modal masa lampau bisa dipakai untuk estimasi biaya modal marjinal (masa mendatang). Perhitungan biaya modal di atas mengasumsikan penggunaan biaya modal marjinal. Tetapi dalam praktek, biaya modal sering diestimasi berdasarkan laporan keuangan, yang berarti biaya modal diestimasi dengan menggunakan data masa lampau.

3.            Lompatan Dalam Biaya Modal Rata – Rata Tertimbang dan Skedul Imvestasi
Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam biaya modal rata-rata tertimbang. Misalkan saja struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan adalah modal saham, hutang, dan saham preferen sebesar 60%, 30%, dan 10%, berturut-turut. Biaya modal hutang (sesudah pajak), saham preferen, dan saham biasa adalah 12,6% (sesudah pajak), 20%, dan 25%, berturut-turut. WACC untuk komposisi tersebut adalah:
WACC = (0,3 × 12,6) + (0,1 × 20) + (0,6 × 25) = 20,78%

4.            Pertimbangan Dinamis Review Biaya Modal Secara Reguler
Seberapa sering biaya modal (WACC) dihitung? Kondisi perusahaan dan lingkungannya selalu berubah. Risiko dan kesempatan investasi perusahaan berubah. Perubahan ini mengakibatkan perubahan komposisi struktur modal yang baru dan juga perubahan tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal). Kondisi lingkungan yang berubah juga mengakibatkan perubahan biaya modal, misal inflasi yang berubah mengakibatkan kenaikan tingkat keuntungan yang disyaratkan secara umum. Perubahan risiko (misal semakin tinggi, terjadi jika kondisi ekonomi memburuk) mengakibatkan premi risiko meningkat.
Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu mengevaluasi biaya modal rata-rata tertimbangnya secara periodik. Berapa sering? Nampaknya tidak ada formula yang pasti. Perhitungan bisa dilakukan setiap tahun, bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang jelas, jika kondisi perusahaan dan lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah saatnya menghitung biaya modal rata-rata tertimbang kembali.



1 komentar:

BAB 14 ANALISIS INVESTASI LANJUTAN

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN: PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1.             Metode Adjusted Present Value (APV) 1.1.     Kerang...