Minggu, 26 November 2017

BAB 9 ( Model Keseimbangan Risiko dan Return )

MODEL KESEIMBANGAN RISIKO DAN RETURN
 ( CAPITAL ASSET PRICING MODEL )

1.1 Hubungan Positif Antara Resiko dan Return

Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besarrisiko (risk) yang ditanggung, semakin besar pengembalian (return) yangharus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan,semakin kecil risiko yang ditanggung.Model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnyadalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian tingkat pengembalianfaktor yang perlu diperhatikan adalah seperti harga saham deviden yang perlu.Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1.Bersifat linear atau searah
2.Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pularisiko
3.Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasimaka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4.Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifatnormal

Secara teknis, semakin tinggi expected return, maka risk yang dihadapi investor juga semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Hubungan risk and return adalah linear dan searah. Grafik Security Market Line berikut menjelaskan hubungan risk and return dalam investasi dipasar modal.


Grafik SML di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk and return. yang mana risk ditunjukkan oleh E(Rp) atau expected return portfolio pada sumbu Y dan risk ditunjukkan oleh βp atau Beta portofolio pada sumbu X. Sementara itu, R merupakan tingkat keuntungan investasi pada aset bebas risiko dengan risiko sebesar nol (0). E(Rm) atau expected return market merupakan tingkat keuntungan pasar saham. Sedangkan βm atau Beta pasar merupakan risiko pasar yang bernilai 1. Perhatikanlah garis Security Market Line (SML) yang dimulai dari titik R­ dan menuju pada pertemuan titik E(R­m) dan titik βm yang merupakan tingkat keuntungan pasar saham (diukur menggunakan indeks pasar seperti IHSG, LQ-45, JII, dll). Dari penjelasan tersebut, maka kesimpulan bahwa risk and return berhubungan linear memang benar. Perhatikan garis SML, semakin meningkat E(Rp) maka βp juga semakin meningkat.


2. Capital Aset Princing Model

2.1 Model – Model Keseimbangan
Digunakan untuk :
1.     memahami bagaimana perilaku investor secara keseluruhan
2.     memahami bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana 
3.     Memahami bagaimana menentukan risiko yang relevan terhadap suatu asset 
4.     Memahami hubungan risiko dan return yang diharapkan untuk suatu asset ketika pasar dalam kondisi seimbang

2.2  Capital asset Pricing Model ( CAMP )
  • Diperkenalkan pertama kali oleh Sharpe, Lintner dan Mossin pada pertengahan 60-an
  • Merupakan model yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu asset berisiko dengan risiko dari asset tersebut saat pasar dalam kondisi seimbang
  • CAPM dapat digunakan untuk mengestimasikan return suatu sekuritas

Asumsi :
1.     Berdasar model Markowitz, masing-masing investor akan mendiversifikasikan portofolionya dan memilih portofolio optimal berdasar preferensi investor  terhadap return dan risiko
2.     Semua investor mempunyai distribusi probabilitas di masa depan yang identik
3.     Semua investor mempunyai satu periode waktu yang sama
4.     Semua investor dapat meminjam (borrowing) dan meminjamkan (lending) uang pada tingkat return yang bebas risiko (risk free rate of return)
5.     Tidak ada biaya transaksi
6.     Tidak ada pajak pendapatan
7.     Tidak ada inflasi
8.     Terdapat banyak sekali investor dan tidak ada satu investor pun yang dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. Investor adalah price taker
9.     Pasar dalam kondisi seimbang (equilibrium)
  • CAPM membantu menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan risiko dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks
  • Jika semua asumsi diatas terpenuhi maka akan terbentuk pasar yang seimbang, dimana investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return (return ekstra)

2.3  Capital Market Line (CML)
  • Merupakan garis yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi portofolio efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva berisiko dan aktiva bebas risiko.
  • Harga pasar dari risiko menunjukkan tambahan return yang dituntut oleh pasar karena adanya kenaikan risiko portofolio relative terhadap risiko pasar.

2.4 Security Market Line ( SML )
  • Garis yang menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu  sekuritas dengan risiko sistematis (beta)
  • SML dapat digunakan untuk menilai sekuritas secara individual dalam kondisi pasar yang seimbang
  • Risiko sekuritas adalah beta, karena pada pasar seimbang portofolio yang terbentuk sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta)
  • Beta menujukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi beta maka semakin sensitive sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar
  • Beta dapat digunakan untuk membanding risiko sistematis antara satu sekuritas dengan sekuritas lain
  • Persamaan SML atau disebut sebagai Capital Asset Pricing Model :
E(Ri) = RBR + β[E(RM) – RBR]
  • Pada kondisi pasar yang seimbang, harga-harga sekuritas seharusnya berada pada SML.
  • Tapi kadang-kadang bisa terjadi harga sekuritas tidak berada pada SML karena sekuritas-sekuritas tersebut undervalued atau overvalued
a.       Undervalued : tingkat return yang diharapkan lebih besar dari return yang disyaratkan investor
b.      Overvalued : tingkat return yang diharapkan lebih rendah dari return yang disyaratkan investor
  • Investor yang mengetahui suatu sekuritas undervalued, akan membeli sekuritas tersebut
  • Investor yang mengetahui bahwa sekuritas yang dipegangnya overvalued akan berusaha menjual sekuritas tersebut
Estimasi SML :

Untuk membentuk, garis SML diperlukan estimasi 3 variabel :
a.     Tingkat return bebas risiko
b.     Tingkat return yang diharapkan investor (diwakili indeks pasar)
c.      Besarnya beta untuk masing-masing sekuritas


3. Estimasi Beta ( Risiko Sistematis )

3.1 Perhitungan Risiko Sistematis ( Data Pengharapan )
βi (risiko sistematis) pada dasarnya merupakan koefisien regresi dari market model. Beta juga bisa dihitung melalui formula berikut ini.
βi = ( σ Rm Ri / σ 2 Rm )
Ø βi : Beta atu Resiko Sistematis Aset i
Ø σ Rm Ri : Kovarians antara Return Aset i dengan Return Pasar
Ø σ 2 Rm : Varian Return Pasar,

3.2 Perhitungan Resiko Sistematis ( Data Historis )
Perhitungan Risiko Sistematis (Data Historis) Model regresi berikut ini bisa dipakai untuk menghitung risiko sistematis:
Rit = αi + ßi Rmt + eit
Ø Rit  = Return aset/saham i pada periode t
Ø  αi = Intercept dari regresi tersebut
Ø ßi = Koefisien regresi (indikator risiko sistematis aset/saham i)
Ø  Rmt = Return portofolio pasar pada periode t
Ø ei = Residual

Model tersebut dikenal sebagai market model. Model regresi di atas menggunakan return pasar sebagai variabel bebas, dan return saham/aset sebagai variabel tidak bebas. Model pasar mempunyai kemiripan dengan model indeks tunggal. Model indeks tunggal lebih restrictif, misal mengasumsikan kovarians antar saham sama dengan nol . Model Indeks pada dasarnya mengatakan bahwa ada faktor bersama yang mempengaruhi return-return saham. Faktor tersebut bisa berupa return saham, atau faktor lainnya. Model pasar hanya mengatakan bahwa return saham diturunkan dari return pasar.

4. Perubahan Pada Garis SML

4.1 Perubahan Intercept
Misalkan inflasi adalah 10%. Misalkan tingkat bunga aset bebas risiko riil adalah 5%. Tingkat bunga nominal dengan demikian adalah:
Tingkatbunganominal=tingkatbungariil+premiinflasi
15%=10%+5%
Tingkat keuntungan aset bebas risiko adalah 15%. Misal inflasi meningkat menjadi 15%. Tingkat keuntungan aset bebas risiko nominal berubah menjadi 15% + 5% = 20%. RFdengan demikian berubah dari 15% menjadi 20%. Perubahan tersebut mengakibatkan SML bergeser ke atas, karena RFyang baru lebih besar dibandingkan dengan RFyang lama, seperti terlihat pada bagan berikut.

4.2 Perubahan Slope
. Perubahan Slope Misalkan kondisi ekonomi menjadi semakin memburuk, ketidakpastian menjadi semakin tinggi. Risiko dalam situasi tersebut akan meningkat. Premi risiko akan semakin meningkat, yang berarti slope dari garis SML akan berubah menjadi semakin tajam. Misalkan return pasar adalah 20% dan return aset bebas risiko adalah 10%. Premi risiko dihitung melalui slope dari SML, yaitu:
Slope = (E(RM) – Rf) / (βM - βRF)
Karena βM = 1 dan βRF = 0, maka premi risiko adalah 20 – 10 = 10%. Misalkan risiko meningkat, maka premi risiko juga meningkat.

5.                 Perbandingan Model Indeks Tunggal dengan Model Markowitz
Perbandingan Model Indeks Tunggal dengan Model Markowitz Bagaimana kaitan antara risiko total dengan risiko sistematis? Menurut model indeks tunggal, risiko total merupakan penjumlahan risiko sistematis dengan risiko tidak sistematis, seperti berikut ini.
σ i2 = ßi2 σM2 + σei2
 Risiko total dihitung langsung melalui varians return (model Markowitz). sedangkan risiko tidak sistematis dihitung melalui varians residual dari model pasar (market model).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 14 ANALISIS INVESTASI LANJUTAN

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN: PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1.             Metode Adjusted Present Value (APV) 1.1.     Kerang...